Selain musim hujan dan musim kemarau yang mulai nggak jelas karena isu perubahan iklim, Indonesia punya musim lain : musim kawin.
Tapi semakin kemari, trend kawinan nggak lagi mengenal musim. Mungkin karena persaingan memperebutkan gedung kawinan yang makin ketat, semua calon manten akhirnya pasrah lillahi taala menikah kapan pun.
Mungkin sekarang emang lagi masa-masanya temen-temen seumur gue melepas masa lajang. Jelas, seperti biasa, warga rumah mulai panik. Terutama bude-bude dan bulik-bulik. Bapak gue mah kayak udah terserah aja gue mau nikah kapan. Kakak-kakak gue pun membebaskan, ya orang memang saat ini bisa dibilang hal itu belum jadi prioritas gue, masa' mesti maksain.
Kadang gue nggak paham sama orang yang "mending salah nikah dibanding telat nikah" yang membawa pada kesengsaraan berkepanjangan. Nikah seakan jadi lomba, macem balap kerupuk yang ada kalah menangnya. Nikah duluan, menang banyak. Nikah nantian, menang sedikit. Enggak nikah, kalah telak, K.O, skakmat.
Mohon untuk tidak salah paham. Gue bukan tidak menyetujui nikah cepat. Gue menyetujui nikah pada saat sudah selesai dengan diri lo sendiri. Nikah pada saat lo sudah bertemu dengan orang yang, ketika lo membahas masa depan dengan dia, lo excited. Bukannnya malah takut. Dan ketika lo memikirkan hari esok, lo sebisa mungkin memasukkan dia ke dalam rencana lo, karena lo tahu, akan ada yang hilang kalau dia nggak ada.
Teman-teman gue yang nikah cepet, sejauh ini adalah orang yang benar-benar menemukan potongan yang hilang dari dirinya, di diri pasangannya. Kayak klik. Klop. Teman-teman gue yang nikah agak lebih lama dari yang lain pun, akhirnya settle setelah menemukan orang yang tepat. Yang tepat nggak mesti yang heboh, sempurna, dan lain sebagainya. Sempurna buat orang belum tentu cocok buat kita kok. Macem enzim yang sifatnya gembok-anak kunci, walaupun konci lo mahal tapi gemboknya bukan pasangannya, ya kaga bakal bisa dibuka. Jangan kuatir. Semua ada waktunya.
Yang paling penting, jangan pernah takut hidup sendiri. Takutlah hidup berdua, tapi rasanya seperti sendirian.