Gerbang Ini Menunggu Kita

18.14


Dan akhirnya kami melewati gerbang ini, setelah empot-empotan naik angkot dan beberapa dari kami turun. Beberapa, dan gue tidak termasuk :"">

Ketika awal kepengurusan dan muker, gue menaruh ekspektasi yang sangat besar pada acara ini. Desa Mitra HMTL 2012. Proker besar kahim gue Bang Adhit a.k.a Pepi, yang ada di bawah departemen gue dan Rezky, Pengabdian Masyarakat, dan ada di divisi Community Service. 

Sempat ada obrolan panjang saat menentukan siapa ketua Desmit ini. Apakah dipilih, apakah di oprec, apakah di vote. Sampai suatu hari saat sedang kumpul departemen dan ngebahas struktur kepanitiaan desmit 2010, Tito Ari kemudian nanya :

"Nanti gue harus bikin struktur yang sama kayak gitu?"

Habislah dia diledekin, sampai akhirnya dia bilang "2 hari lagi gue kasih kabar ya. Gue harus minta ijin dulu ke orang tua."

Kurang dari 24 jam, ada SMS masuk ke HP gue, isinya.

"Gw dapet ijin Wi. Tapi gue takut nggak ada yang bantuin gw."

Dan itu semua tidak pernah terbukti sampai detik ini. Kak Pepi dan Kak Wisnu sebagai kahim dan wakahim yang terus mendampingi, bersama Kak Rezky dan Kak Baskoro, ditambah mamake Mbak Dini dan gue yang bersama-sama mencari orang untuk menjadi koordinator dan kadiv. Antusiasme massa meningkat sampai overload, semua ingin ikut eksekusi dan praeksekusi. Semua antusias bekerja, semua bersemangat mengonsep, semua membantu dengan ikhlas. Ditambah publikasi yang gencar, progres report dan buletin yang selalu masuk milis, serta pensuasanaan yang kental, alumni, swasta, massa, dosen, semua tahu perkembangan desmit ini.

Sampai tanggal 24 November yang ditentukan sebagai tanggal praeksekusi hampir datang. Rasanya baru kemaren malem gue muker. Rasanya baru kemaren malem Tito Ari jadi ketua. Rasanya baru kemaren gue mikir praeksekusi desmit masih sangat jauh di depan sana. Tiba-tiba hari yang semula kerasa kayak cuma ada di dunia khayal, datang juga. Gerbang yang menunggu kami itu, sudah siap untuk dimasuki. Sempat ada keraguan soal jumlah massa yang bakal ikut karena sehari sebelumhya ada kulap 2010 ke bantar gebang. Tapi toh ternyata banyak juga yang dateng. 50-60 an orang. Banyak.

Ketakutan Tito Ari nggak pernah terbukti sampai sekarang.

Suatu hari gue ngobrol sama Mbak Pije, dan spontan dia bilang "Dari sekala 10, aku kasih 9 buat desmit. dedikasi BP-nya, fungsi kontrol dari departemennya, publikasi pensuasanaannya, konsep yang matang, dan progres yang bisa terpantau."

Kami masuk ke berita, mulai dari berita skala kampus seperti di web KM ITB, sampai koran pikiran rakyat. Rasanya gue hutang empat ribu milyar sama Tito Ari dan timnya. Kalau bisa bilang terimakasih sampai akhir jaman, gue bakal bilang terimakasih tiap detik tiap menit tiap jam tiap hari.

Sekarang tinggal menyelesaikan apa yang sudah kami bangun bersama warga di sana.

Tanggal 22 kami balik lagi ke sana kok.

Tunggu kami lagi ya :)

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images