Pekerjaan Impian

16.34

Belum jam enam pagi, grup Pak Asep udah rame lantaran Yara membagikan sebuah screenshot tentang lowongan kerja di World Bank. Environmental Engineer yang akan bertugas untuk menilai risiko. Gue, Yara, dan Teh Vika serempak menjerit hebring di grup. Mungkin gue yang paling heboh, yang walaupun tulisannya dibutuhkan minimal S2 dengan pengalaman kerja lima tahun, tetep berniat daftar.

"Ketika World Bank buka buat TL tuh... I cry for happiness." Kata Yara.

Mungkin terkesan berlebihan, tapi buat gue sendiri, hal ini mungkin lebih bikin terharu dan merinding dibandingkan ketemu jodoh. Ini cinta sejati, dunia akhirat.

Bagian sebagian besar orang, sektor surga adalah perinyakan, pertambangan, perbankan. Buat gue, sektor surga adalah NGO. Tempat lo bisa mengaplikasikan ilmu yang lo punya, berhubungan dengan masyarakat, penentu kebijakan, dan donatur. Intinya lo nggak akan cuma ketemu benda mati. Lo akan banyak berinteraksi dengan manusia yang kebutuhan, tingkat pendidikan, ekonomi, dan kesehatannya berbeda-beda level. Sebagai socio-engineer garis keras, gue sangat suka pekerjaan semacam ini, Irisan antara kebutuhan dan teknologi, ekspektasi ideal dan realita di lapangan, diterjemahkan menjadi sebuah solusi permasalahan. 

Saat itulah seni terjadi.

Buat gue, menjadi socio engineer adalah the highest calling, selain jadi istri dan ibu, tentu saja. Perjalanan ke sana mungkin panjang dan berliku. Gue harus S2 dulu, gue harus istikomah kerja di jalur TL (yang mana sulit makspol nyari kerjaan macem itu di saat seperti ini) dan gue baru akan bisa mendapatkan pekerjaan yang gue inginkan tersebut sekitar 10 tahun dari sekarang.

Panjang ya. Tapi kenapa tidak?

Mungkin diawali dengan langkah kecil, mempersiapkan S2. Urban Planning? Disaster Risk Management? Community Development?

Bismillah.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images