Habis Lu Wi!

02.37

Jadi ceritanya, mungkin karena kasihan melihat gue jomblo menahun yang habis ditinggal kawin, seantero jagat kantor berniat menjodohkan gue dengan siapapun lelaki yang available.

Sebutlah namanya Mas Igor, seorang tenant yang kontrak dua tahun di kantor gue. Sedikit gambaran, kantor gue bergerak di bidang inovasi dan kewirausahaan yang memiliki program inkubator bisnis dan start up. Jadi, buat beberapa orang yang baru memulai usahanya bisa daftar di kantor gue untuk mendapatkan pelatihan dan biaya. Intinya sih, kantor gue menawarkan jasa pelatihan, program pembiayaan, plus pendaftaran hak paten juga. Nah, tenant adalah orang-orang yang ikutan program-program tersebut.

Lanjut. Mas Igor ini punya sebuah startup di bidang teknologi. Awalnya, timnya cuma terdiri dari beberapa orang doang. Itu pun jarang pada nongkrong di kantor gue. Lama-kelamaan, seiring dengan berkembangnya kebutuhan mereka buat rapat, akhirnya mereka jadi sering nongkrong di kantor gue. Kantor gue yang semula mayoritas Ibu-Ibu dan Mbak-Mbak, mendadak ramai dengan kehadiran 5-6 orang cowok kece yang suka ngerakit komponen di meja makan.

Gue lupa gimana awalnya, pokoknya, salah seorang Ibu-Ibu bagian keuangan di kantor gue, sebut saja Bu Ir, jadi berniat menjodohkan gue sama si Mas Igor. Ujung-ujungnya, semua orang di kantor gue PLUS semua timnya dia jadi ngejodohin gue sama Bos mereka.

Termasuk Abang Tukang Balon.

Jadi, proyek Mas Igor ini melibatkan penggunaan gas helium yang membuat dia dan tim membutuhkan bantuan abang tukang balon yang ekspert. Abang itu selalu jadi saksi disaat gue sama Mas Igor lagi dibully berjamaah, Tampilannya sih anak masjid banget, baju koko peci putih celana gombrang. Eh tapi ternyata, si abang demen juga bercandain gue.

Buktinya kemarin.

Setiap jumat sore, selalu ada rapat koordinasi di kantor gue. Ada rapat tentu saja ada konsumsi. Karena konsumsinya berlebih, Bu Ir meminta gue, Kak Gita, Deasy, dan Kak Tanti buat ngangkut semua kelebihan konsumsi ke depan buat dibagi-bagi dan dibawa pulang. Gue sih cuma bawa satu biji. Deasy sama Kak Tanti bawa masing-masing 3 biji.

Saat lewat meja makan, Deasy bisik-bisik.

"Mih, tawarin si Babang Mih!" Katanya sambil nyenggol gue.

"Gih tawarin." Kata gue. Berhubung cuma bawa satu kotak doang, kan ya nggak asik kalo gue nyodorin ke mereka yang rapatnya berempat. Eh, si Deasy langsung mengkol ke mea makin sambil menjerit,

"Mas Igor mau kueh ngaaaakkkk?"

Seketika rapat mereka berhenti. Sekonyong-konyong Kak Tanti yang berdiri nggak jauh dari sana ikutan belok dan bilang,

"Oh iya Mas Igor, nih mau kue nggak?"

Seketika Mas Gomi dan Mas Van, dua anggota tim yang ikut rapat ngomong,

"Yang, Bang Igor doang ditawarin ya, kita mah nggak."

Si Abang Balon ikutan nyeletuk,

"Ganti nama aja yuk jadi Bang Igor, biar dapet kue."

Lalu suasana menjadi ricuh karena adegan sodor-sodoran kue diantara kita bertujuh. Gue nggak paham, ada apa ini Indonesia.

"Tuh, Mbak, liat, Bang Igor baik ya, ngasih jatah kuenya buat kita-kita. Liat deh, si Abang udah ganteng, baik, pinter. Nggak rugi deh Mbak sama si Abang."

Sementara gue sama Mas Igor cuma ketawa-ketawa awkward garing berdua.

Habis itu kita sempet ngobrol sebentar, meninggalkan rapat di meja makan (yang juga kaga lanjut karena ngeliatin kita berdua ngobrol) 

Daaan Abang balon masih ketawa-ketawa, lalu dengan randomnya nawarin,

"Mbak, mau gorengan?"

.............Abang.........

PS : Sampe pulang, Abang balon masih senyam-senyum tiap liat gue. Semua temen kantor gue juga pada heboh. Iya, sekantor gue ada 30 orang, dan semua tau gue dijodohin sama Mas Igor. Beberapa mikir kita beneran pacaran.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images