Nyenengin Icah : Dago Dreampark
19.20
Hari minggu, Icah, salah seorang temen gue yang kuliah di UI dateng ke Bandung. Rencananya, hari senin malem dia mau ke Purwekerto buat menjenguk adik-adiknya yang lucu-lucu. Jadi, sebelum Mincah, begitu biasa gue memanggilnya, menghilang dari Bandung, gue dan anak-anak Bandung lainnya berencana ngajakin Mincah main.
Gue, Mas Ghul, Teh Ein, dan Mincah berkumpul di BRI deket kampus, berunding buat memutuskan akan pergi ke mana. Karena Lembang sudah macet akibat long weekend dan museum pada tutup karena hari libur nasional, maka kami berencana buat pergi ke tempat wisata hits kekinian, yaitu Dago Dreampark dan Lawangwangi. Dikarenakan akses yang sulit, kami akhirnya mesen taksi onlen.
Nggak lama, taksi datang. Kami langsung meluncur ke destinasi pertama, yaitu Dago Dreampark.Di tengah jalan, ada persimpangan ke kanan dan kiri, terus, Pak Sopirnya nanya, "Ini ke kanan aja ya Neng?" yang kemudian gue iyain, karena cuma gue yang tau jalan. Sayangnya, gue sepertinya malah membawa mobil tersebut ke jalan yang sesat.
"Nggg Pak. Ini kayaknya jalannya kebagusan deh. Jangan-jangan salah jalan."
Satu mobil hening. Mungkin mereka heran juga, kenapa kok jalan bagus malah jadi indikator salah jalan. Di mana-mana mah orang-orang nyadar salah jalan kalo jalannya mendadak jelek.
"Eh salah belok? Di mana ya Neng?"
"Kayaknya tadi harusnya yang ke arah Lembang, Pak."
Lalu kami putar balik. Di tengah jalan, mobilnya nampak nggak kuat nanjak.
"Neng, maaf banget, kayaknya mobilnya nggak akan kuat nanjak. Nggak apa-apa kalo ganti mobil? Saya kayaknya mau servis dulu."
Kami langsung mengiyakan. Kesian juga kalo dipaksain, karena apapun yang dipaksakan hasilnya nggak akan bagus.
Ini bahas mobil, kan, bukan yang lain?
Lanjut. Pokoknya kita kembali ke terminal dago, turun dari mobil, dan membayar taksinya, meskipun pak sopirnya nggak mau dibayar karena katanya beliau nggak nganter kita sampai ke tujuan. Terjadilah drama tolak-tolakan uang, macem drama "no, you hang first"-nya orang pacaran tiap kali telponan dan nggak ada yang mau nutup telpon duluan. Namun setelah dipaksa (dan ongkosnya dikurangin lima ribu), akhirnya bapaknya mau juga menerima uang tersebut.
Kita ganti mobil, kemudian melewati jalan yang benar, dan sampai di Dago Dreampark. Begitu masuk, langsung disambut sama Mbak-Mbak jaga tiket. Harga tiket masuknya perorang 15.000 rupiah aja. Entah ini berlaku untuk semua umur atau buat dewasa aja. Begitu sampe, langsung disuguhin yang ijo-ijo. Bukan, bukan cendol ala kaskus, tapi rimbun pepohonan dan daun-daun yang terbentang asoy ena' banget dipandang mata.
Setelah ticketing yang cuma terdiri dari dua orang Mbak-Mbak menerima pembayaran dan memberikan tiket, ada sebuah papan informasi berisi denah Dago Dreampark. Sempet agak sedikit bingung dan disorientasi, entah karena kita nggak bisa baca peta atau emang petanya bikin cengok. Plus, nggak ada pusat informasi yang bikin tambah bertanya-tanya, "Ini di mana ya? Mainannya di sebelah mana? Toiletnya di mana? Aku siapa? Mengapa aku bisa ada di sini?"
Tapi alhamdulillah habis itu kita bisa menemukan toilet yang kacanya bagus dan bisa dipake foto-foto.
Ini wujud kacanya. Kayak gelondongan kayu ya <3
Nah habis itu, mulai deh, foto-foto narsisnya.
Versi kaca lebih jelas, dan dengan editan seperlunya. Ya seperlunya aja. Kalo perlunya muka jadi cantik-ganteng, wajah cerah, jerawat hilang, kulit muka kusam, badan kurusan, ya akan diedit sampe semua tercapai.
Nah, dari kejauhan, kita melihat ada sebuah bis yang mondar-mandir dan dimintain telolet ngangkut orang keliling Dreampark. Tapi ngeliat antrean yang parah, kita mengurungkan niat buat naik bis tersebut dan malah foto-foto di ATV yang disedain emang buat foto.
Walaupun terlihat sangat tidak alami dengan adanya parkiran mobil di belakang sana plus kendaraan kami bebas lumur, kami tetap bahagia. Kami bertiga doang. Yang motoin ampir ditabrak sama mobil mau parkir.
Konsepnya Dago Dreampark ini mirip sama De' Ranch. Jadi, tiket masuknya bayar. Terus kalo mau main wahana, bayar lagi. Pas dilihat-lihat, ternyata rata-rata mainannya adalah mainan anak-anak, Pokoknya kalo bawa bocil kemari, itu udah surga dunia banget. Cuma kalo yang berangkatnya 3 Mbak-Mbak dan 1 Mas-Mas, ya bingung juga sih mau apa.
Hingga kami melihat ada tulisan Archery alias panahan. Dengan semangat 45, kami nyamperin Mbaknya dan dengan semngat teriak.
"MBAK, MAO TIKET ARCHERY 4!"
Hening beberapa detik, lalu,
"Maaf Mbak, itu masih kaming sun."
Krik... krik... krik...
Ya udah akhirnya kita keliling, foto-foto, eksplor-eksplor, karena alhamdulillahnya banyak spot foto cakep di mari.
Kalo nggak digandeng Mincah, gue baru bisa nyampe tujuan 20 tahun kemudian akibat sakit pinggang-punggung, dan kaki
Foto ala-ala selebgram. Kalo kita mah selebgarem, yang didaulat jadi bintang iklan garem kapal api beryodium

Candid asoy
Ternyata, setelah kita menuruni tangga dan jalan curam berbatu yang bikin gue nyaris menggelinding indah, ada pemandangan di bawah sana berupa sawah dan patung legenda Tangkuban Parahu yang asoy jadi spot foto,
Untuk setiap foto indah yang diambil, ada ratusan juta orang yang kehalangan jalannya
Minta difotoin sama Bapak-Bapak random pas lagi antre bis......... berujung antrian disalip orang :(
"Kalian kayak tumbuh dan berkembang dari sawah", kata Mas Ghul
Asik ya, sawahnya bagus
"Mas, mukamu kenapa kayak lagi nahan pup?", kata Icah
Nah, setelah puas foto-foto dengan berbagai gaya di sawah dan patung, kita terus naik bis buat keliling-keliling. Tapi... entah kenapa gue kok dodol banget ya nggak foto-foto objek pas naik bis. Yang ada malah foto kita selfie di dalem bis.
Miring dikit
Miring banyak #yha #okehzip
Beres naik bis, karena merasa tidak ada objek lagi yang bisa dikunjungi, kita memutuskan buat lanjut makan aja ke Lawangwangi. Hingga akhirnya kita ngeliat ada satu kaawasan yang isinya kelinci lucu lagi lompat-lompat sambil makan. Kyaaaaaa langsung beli tiket, nggak pake mikir dua kali.
Ternyata nama wahannya Uncle's Barn. Di sana bisa ngasih makan kelinci, kambing sama kuda. Kalo kelinci makannya selada, kalo kambing.... apa ya nama tanemannya. (MAAFIN GUE GAES GUE GAK BISA BEDAIN TANEMAN). Kalo kuda dikasih makan rumput.
Kelinciku, kelincikuuu, kau manis seeekaaa-
ASTAGFIRULOH :(
Puas maen di Uncle's Barn, kita pindah tempaat ke Lawangwangi.
Kejutan apa saja kah yang kita dapatkan di sana?
0 komentar