Walaupun bertahun yang lalu dia sudah bilang bahwa hubungan ini sebaiknya diikhlaskan saja agar tercipta kebahagiaan dan ketenangan dalam hati masing-masing dari kami, namun, jauh di dalam sana, gue masih berdoa agar ada kesempatan.
Setiap hati yang mampir selalu unik, tapi diantara semua yang unik-unik itu, ada yang benar-benar meninggalkan bekas tak hilang, walaupun sudah dicuci berulang kali dengan air mata, darah, bahkan doa paling manjur sekalipun. Yang pertama, hari ini dua belas tahun lalu, yang masih terasa sisa-sisa pedihnya sampai beberapa tahun lalu, sebelum akhirnya berubah haluan tersimpan di album kenangan konyol dalam hidup.
Yang kedua, penghujung 2015.
Sayang, sama seperti yang pertama, jalan tidak mulus. Banyak benturan. Banyak perkara. Banyak kesulitan.
Maka, mengikhlaskan adalah satu-satunya jalan, pada saat itu.
Tapi bukan gue kalau begitu saja mengiyakan tanpa ngotot, dalam kelakuan, dalam doa, dalam ramai, maupun dalam hening. Selalu ada celah, dan celah selalu bisa diperlebar. Selalu ada jalan, dan jalan selalu bisa diusahakan. Mungkin mencoba berkeras sendiri dulu, siapa tahu pihak sebelah akan ikut percaya dan usaha.
Kalau sudah mentok dan pihak satunya sudah memilih jalan lain, gue bisa apa?
Begitu kira-kira yang gue alami kemarin. Setelah sepuluh tahunan selalu merasakan terus-menerus kembali ke rumah yang sama, 2015 gue akhirnya menemukan rumah baru, walaupun jalannya bahkan lebih ribet dari rumah yang dulu. Di ujung, ceritanya sama.
Karena kesedihan harus dirayakan, maka gue berpesta-pora semalam dan hari ini. Banjir air mata, tawa, dan doa. Sama seperti upacara kematian yang juga sering dirayakan untuk mengantar yang berpulang menyeberang ke dunia lain, perayaan sedih-sedih ala gue juga punya maksud sama. Agar sedihnya habis, dan siap move on, sehingga tidak ada sisa-sisa yang dulu ketika membuka hubungan dengan yang baru.
Ya... walaupun tidak semudah itu, dan tentu saja, masih ada rasa nyelekit sesak di dada yang mungkin baru akan hilang bertahun kemudian.
Tapi, toh hidup harus terus jalan, kan?