Ruang Abu
00.33
Lupa kapan dimulainya, tapi sudah sejak lama orang-orang menobatkan gue sebagai tukang sayur.
Bukan, bukan karena gue suka ngider komplek sambil dorong gerobak isi bahan masakan, tapi karena, entah bagaimana ceritanya, entah dari sumbernya dari mana, gue selalu menerima informasi-informasi acak tentang orang-orang di sekitar gue. Dan, bagi beberapa orang, begitulah tukang sayur komplek bekerja; menyimpan informasi berharga dari setiap pembeli yang ngegosip sambil milih-milih, menimbang sembari berkerumun di pinggiran gerobak.
Bagi gue, kabar kabur simpang siur yang mampir di telinga hanya akan gue pendam sendiri. Bukan karena pelit, meliankan lebih karena itu bukan ranah gue untuk membeberkan. Cerita itu punya orang. Tugas gue cuma menghimpun, bukan mengedarkan. Buat gue, semua kisah yang mampir adalah kisah cukup tahu saja.
Belakangan, ada beberapa hal yang terus-menerus dikonfirmasi khalayak ramai pada gue. Entah kabar si A dan si B akan menikah, si C keterima kerja karena orang dalam, si D sakit parah, dan berbagai macam hal, terus-menerus ditanyakan pada gue, seakan gue ensiklopedia geletakan tengah jalan; tahu semua, bisa diakses siapa saja.
Kalau sudah begitu, gue cuma diam. Sampai nanti si penanya dapat info dari tempat lain, gue kena semprot;
"Lo kok bohong sih pas tempo hari gue tanya soal itu?"
Gue tidak pernah berbohong untuk hal-hal sedemikian rupa. Gue cuma tidak menjawab. Tidak mengamini kalau gue tahu sesuatu, karena, buat gue, itu bukan wewenang gue buat berbagi. Gue cuma diam, dan diam tidak bisa disamakan dengan berbohong.
Bagi gue, masalah kejujuran dan kebohongan, misalnya seperti yang sudah gue contohkan di atas, memiliki batas yang semu. Kita nggak bisa semena-mena ngatain orang nggak jujur hanya karena dia membagikan lebih sedikit dari yang ia tahu. Atau diam, yang menjadikan informasi gantung layaknya jemuran basah. Sulit sekali menggambar garis tegas antara kejujuran dan ketidakjujuran, apalagi jika mempertimbangkan banyak latar yang menyertai pertimbangan dalam aliran informasi tersebut.
Maka dari itulah, buat gue, perkara kejujuran adalah perkara yang terletak di ruang abu bergradasi, tanpa batas.
Dan sepertinya, memang sebaiknya begitu saja.
0 komentar