Day 30 : What you feel when you write

21.26

Sejak pertama kali mengenal huruf, menulis sudah jadi bagian tak terpisahkan dari keseharian gue. Dimulai dari corat-coret tembok, berkembang menulis asal di kertas, sampai nulis di buku, bikin cerita random. Hingga akhirnya, berpindah media ke blog.

Kalau ditanya apa yang gue rasakan ketika menulis, sebetulnya, ada beberapa fase yang gue rasakan dalam dunia tulis menulis. Fase pertama adalah antusias. Tiap hari gue selalu bangun lebih pagi dan tidur lebih malam hanya untuk nulis. Selalu ada ide-ide baru, cerita-cerita segar, apa saja yang mondar-mandir di dalam kepala, siap ditulis.Gue merasakan hal itu mulai dari SD sampai awal SMP mungkin. 

Lalu masuk fase kedua. Bahagia. Rasanya nggak menggebu-gebu kayak awal-awal dulu. Kalo fase ini rasanya lebih ke, butuh nulis. Nulis karena banyak curhatan yang nggak tahu harus ditumpahkan ke mana. Isinya lebih banyak cerita tentang keseharian, cerita-cerita lucu dan sedih yang gue atau teman-teman alami. Rasanya menyenangkan sekali karena punya teman bercerita, walau bentuknya buku/komputer. Fase ini muncul di SMP-SMA.

Lepas SMA, gue masuk ke fase ketiga. Tertekan. Di sini gue merasa kalau tulisan ini harusnya bisa jadi sesuatu yang lebih besar. Jadi buku misalnya. Atau jadi skenario film. Atau diangkat ke teatrikal. Apapun. Yang lebih besar. Otak gue mulai berteriak duit duit duit dan duit. Ikut lomba. Kirim ke penerbit. Ada yang menang, ada yang kalah. Segala macam gue coba. Senang? Nggak juga. Karena gue nggak enjoy dengan hal yang gue lakukan. Isinya cenderung berantakan. Cenderung mengikuti kemana pasar bergerak. Cenderung mikirin maunya orang dan mengesampingkan nilai yang gue pegang.

Untungnya, sekarang gue sudah masuk ke fase keempat. Tenang. Gue udah nggak peduli tulisan gue banyak yang baca kek, sedikit yang suka kek, even kagak ada yang tengok, gue bodo amat. Menulis sekarang lebih banyak tujuannya untuk mencapai ketenangan. Gue lebih sering menulis ujntuk merefleksikan apa yang terjadi pada gue. Untuk introspeksi. Untuk menjadi lebih baik.

Secara umum, gue bisa bilang, yang gue rasakan ketika gue menulis adalah jatuh cinta. Seumur hidup.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images