Aning

23.34

Kami menamainya Aning.

Usianya sekitar 2 bulan waktu kami sadar dia hadir. 

***

Bermula dari sekitar 2 mingguan gue merasakan gak enak badan, dan sakit di pundak yang rasanya aneh. Sampe pas pilates juga mengeluh, dan disarankan buat peregangan aja mungkin ototnya kaku.

Tapi tidak terlalu hilang lah kepegalan itu.

Lalu, di suatu sabtu setelah pilates itu, sorenya gue ama Yogi ketemuan sama Dyah dan Kang Syarif suaminya. Mereka adalah sobat Yogi sedari SMA. Di tengah-tengah makan dan ngobrol random sama Dyah, Dyah tiba-tiba throw back time ke masa-masa beberapa tahun lalu.

"Waktu itu aku nikah kan Januari, sadar-sadar hamil Razqa (anak sulungnya) itu tuh bulan Mei."

Saat itu persis bulan Mei. Gue dan Yogi juga menikah di Januari.

Lalu tanpa berpikir panjang, keesokan harinya, tepat sebelum pergi ke Jogja, gue mengambil kardus isi testpack yang udah lama banget nggak gue sentuh karena hasilnya selalu negatif. Nggak ada salahnya mencoba, pikir gue yang siklus haid nya panjang dan sering nggak teratur semenjak remaja.

Dan tiba-tiba....

Garisnya 2. Tegas. Banget. Sampe ketika cerita ke Ambu yang udah mengalami 3 kali kehamilan dan menunjukkan testpack nya ke beliau, nggak pake mikir dua kali beliau langsung nyahut,

"Edun, itu mah tebel pisan garisnya moal mungkin salah pasti hamil."

***

Kami baru sempat berkunjung ke bidan seminggu kemudian, sepulangnya dari Jogja. Bidan bilang, sudah masuk minggu ke delapan. Sudah ada kantungnya. Bulan depannya kami ke obsgyn. Dari hasil USG, terlihat ada kepala dan badan, beserta dengan detak jantung yang keras kuat mantap.

"Adeknya sehat." Kata Bu Dokter yang menurut gue dan Yogi lucu banget dan nyunda banget.

"Cuma ini mamanya kebanyakan makan, Dek." Lanjut beliau, karena berat badan gue naik terlalu cepat dari semestinya. Khawatir nanti bayinya kegedean, kata Bu Dokter. Iya sih, nanti repot pas melahirkan, kayak dulu ponakan gue si Vito. Heboh banget lahir aja 4 kilo, ibunya, kakak gue, tercepot-cepot pas lahiran bayi gede. Waktu itu kakak gue juga disuruh diet sama dokternya. Aneh, kata kakak. Dulu pas hamil, dia bisa makan nasi padang, lanjut soto atau bakso, tanpa merasa kekenyangan.

Sementara itu di minggu-minggu awal, gue mudah sekali mual. Dikit-dikit hoek. Dikit-dikit puyeng. Belum lagi dikit-dikit ngantuk dan lemes. Kata Bu Dokter bisa jadi kurang oksigen dan kurang gula. Diminta konsumsi yang manis-manis tapi jangan nasi. Bisa jus, bisa buah, kurma, atau yang sejenis. 

***

Kembali ke kalimat awal, yaitu soal namanya, Aning.

Kami ingin dia migunani (berguna). Tapi karena migunani nggak enak dipanggilnya jadi Ani, kami berniat menambah ing di belakang namanya. Migunani ing. Bermanfaat bagi. Bagi siapa? Belum tahu. Setidaknya dirinya sendiri. 

Agar ringkas, kami padatkan jadi migunaning. Biar lebih singkat, jadi Aning.

Aning pintar dan tidak banyak tingkah. Paling bikin mual mual sedikit, atau asam lambung ibunya naik. Tapi Aning tidak bikin ibunya muntah heboh. Bisa dihitung jadi lah kejadian muntah ini. Aning tidak bikin ibunya ngidam hal-hal di luar nurul. Aning paling banter pengen es kelapa jeruk. Atau arem-arem, yang sampe sekarang belum kesampean karena kehabisan terus. 

Aning adalah titipan yang sangat menyenangkan. 

***

Minggu ini Aning masuk bulan ke empat.

Doakan Aning sehat selalu ya, sampai sembilan bulan dan seterusnya.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images