Better Together

21.40

"Dew, lo nggak ada niatan naksir gue?" Seorang teman cowok, sekitar 7 tahun yang lalu, bertanya.


"Lah si anjir ujug-ujug amat nanya beginian." Heran, gue menatapnya. Awkward sih, lagi ngobrol berdua, terus tiba-tiba dia nanya begitu. "Kenapa emangnya?"

"Habisnya, semua cowok yang sama lo, atau paling nggak deket atau lo taksir, keren-keren semua. Kan gue juga pengen keren."

"YE ELAH."
-----------------------------

Orang yang tumbuh dan berkembang bersama gue pasti paham seberapa picky-nya gue (yet still managed picked the wrong one). Susah banget gue iyain cowok. Harus ini lah, harus itu lah, banyak banget kriterianya. 

Sebenernya nggak gitu sih. Gue cuma mencari yang pas dengan gue, karena begitu gue bersama si doi, gue akan menerima semua kurang dan lebihnya lillahi taala. Jadi, buat apa mengiyakan orang dengan sifat yang nggak bisa gue terima? Terlalu berisiko buat menerima dengan harapan suatu saat dia akan berubah.

Makanya, orang yang gue taksir biasanya emang udah keren dari sananya sih. Cuma kadang nggak ditujukin aja.

Analisis lanjutan dari temen gue adalah, I bring the best of him alias gue mendorong pasangan gue mencapai sesuatu yang gue tahu dia mampu, tapi dia nggak pede aja gitu buat melakukannya. Lagi-lagi, gue bilang sama temen gue, yang gue lakukan hanya menganalisis dan memberikan pandangan. Sisanya mah ya terserah si pasangan gue dong mau maju apa mau diem diem bae. 

"Ya tapi keren gitu." Keukeuh, temen gue menngutarakan pendapatnya.

"Iye, tapi gue kagak naksir lu, cari lah yang kek gue begini."
-----------------------------

Bertahun setelahnya, gue kembali terpikir omongan temen gue tersebut. Dipikir-pikir bener juga apa kata dia. Kok semua laki yang pernah deket sama gue jadi keren-keren begitu.

"Ya mungkin" Kata dia, lagi, "Karena lo percaya sama mereka di saat mereka nggak percaya sama dirinya sendiri. Lo tuh bisaan gitu loh bikin orang percaya diri."

Ya, bisa jadi. I always believe in them, even at their worst.

"Kayak... kalo bareng lo, auto jadi power couple gitu."

"Idih apaan anjir." Kesel banget dengernya. "Lo beneran nunjukin gitu kalo better together beneran ada."

Ya, mungkin.
-----------------------------

Mundur ke belasan tahun yang lalu, gue dan Abeng terlibat sebuah percakapan.

"Saya bego ya, bikin salah terus."

"Nggak." Gue meyakinkan. "Aku tau kamu bisa kok. Pelan-pelan kita coba cari cara ya."

"Iya, makasih ya udah percaya."

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images