Selain mengasosiasikan lagu dengan kejadian tertentu, gue juga kerap mengingat momen setiap membaui wangi tertentu. Seperti yang baru-baru ini terjadi. 

Akhir 2020 kemarin, gue mulai melihat tanda-tanda kegundul-gundul-pacul-an pada kepala gue, yang artinya, sudah saatnya untuk mengaplikasikan hair care, walau kadang my hair doesn't care like I do. Mulailah pencarian tonik dan sampo yang diklaim ampuh mengurangi kerontokan dan menumbuhkan bayi-bayi rambut gemas dilakukan. Sampai akhirnya, gue menjatuhkan pilihan pada produk tonik yang alami ceunah. Dipake sehari dua kali. Komposisinya lemon, madu, dan sedikit jahe. Biar menyehatkan kulit kepala, mencegah rontok, menumbuhkan rambut, dan mencegah ketombe.

Oke, mari kita cobaaa.

Enak. Gue suka. Lumayan ngaruh. Makin rajin dan semangat lah gue pake. Pakenya kalo abis mandi pagi sama malem kalo mau tidur. Biasanya gue mandi sore abis workout, jadi mungkin abis magrib/isya baru mandi dan keramas. Jadi, pas mau tidur adalah saat yang tepat buat pake ni tonik asoy. 

Lalu, datanglah akhir tahun yang... cukup awur-awuran buat gue. Akhir tahun plus beberapa bulan awal 2021, gue punya rutinitas telponan malam sampai yang di sebrang sana ketiduran. Jadi, biasanya, kelar mandi, skinkeran, dan pakai tonik, gue akan santai-santai sambil nunggu video call mulai.

Jadilah, aroma yang kehirup di idung gue tiap malem sambil telponan adalah aroma lemon, madu, dan sedikit jahe. Terus begitu. 

Lalu, toniknya abis. Hubungannya juga hahahaha. Keduanya sama-sama nggak gue lanjutin.

Sampai akhirnya, gue merasa belom nemu lagi nih tonik secocok yang waktu itu. Repurchase lah. 

Begitu dipake, jiah, nongol semua memori-memori yang pernah terlewati.

Ceileh, jalan tol kali, dilewatin.

Rasanya gimana? 

Ya nggak gimana-gimana. Mau emang, sama orang yang nggak tau harus milih apa? Mau emang tekanan batin seumur hidup ngarep orang yang nggak tau maunya apa, tiba-tiba bisa tegas? Syukur kalo bisa. Kalo nggak? 

Jadi ya sudah. Harus biasa aja.

Harus.