Sejauh Mana Bisa Berkompromi
06.49Hari ini gue ngobrol sama Zei soal kehidupan barunya di Aceh sana. Awalnya muji-muji rumah dinas dia yang lega dan nyaman. Terus, dia bilang,
"Kegedean buat tinggal sendiri."
"Tinggal ramean, lah." Gue ngeledek. "Nikah, gitu."
"Belum ada calonnya, Bu."
"Di tempat baru, emang kagak ada yang oke?
Lalu mengalirlah cerita perempuan cantik yang dia deketin. Tapi, dalam proses berkenalan tersebut, ada beberapa hal yang berbeda mazhab.
"Coba kompromi Zei." Saran gue. "Sejauh apa kalian bisa berkompromi? Kalau mentok, ya mungkin bukan jodohnya."
Seperti kata peribahasa it takes two to tango yang terjemahan bebasn vergi gue mengarah kepada hubungan bisa jalan kalo ada kerja sama dan kompromi antara kedua belah pihak, ya, wajar kan kalo gue mengeluarkan statement seperti barusan.
Seberharga apa orang tersebut untuk diperjuangkan, mungkin juga akan berpengaruh terhadap upaya memundurkan sedikit batas kompromi melebihi yang biasa dilakukan.
Apakah ia bisa digantikan atau tidak, akan mempengaruhi upaya yang lo lakukan dalam berkopromi mempertahankan hubungan.
Dalam memutuskan batasan tersebut, baiknya memang kita jeli untuk membuat standar.
0 komentar