Congraduation, M Rezky Aditya, ST!

06.55

Kemarin ceritanya Pak Bos Pengmas sidang. Diawali dengan pacar beliau yang kelimpungan kesana kemari minta kesan pesan ke semua rekan kerja si pak Bos. Kemudian sibuk nyiapin hadiah. Kemudian sibuk menyemangati. kemudian sibuk mendoakan.

Kemudian gue dan geng perwakadepan merencanakan dateng memberi semangat pada Pak Bos. Ternyata sidangnya jam setengah delapan pagi. Jangankan ngasih Pak Bos semangat. Nyemangatin diri sendiri bangun jam segitu aja butuh effort yang lebih besar dari mindahin gajah Tamansari ke bonbin Zimbabwe.


Gue dan Disti dateng jam setengah 10 membawa sesuatu persembahan dari wakadep buat Pak Bos. 


Setelah tanya-tanya Nisun, ternyata belum keluar hasil beliau udah ST apa belom. Jadilah gue dan Mbak Disti harap-harap cantik dulu di selasar plano, gelisah kayak nunggu orang operasi. Entah kenapa gue merasa deg-degan parah.

Yang sidang siapa, yang deg-degan siapa.

Barulah jam 10 gue dan Disti ke Harjoko. Ada Nisun, Uni, Azza, dan segerombol anak 2009. Semuanya gelisah. Nisun udah pucet. Entah emang dari lahir mukanya emang putih. Yang jelas sih gue udah sakit perut pengen muntah. 

Ini orang lain yang sidang lho. Bukan gue. Apalagi gue mau sidang nanti. Nangis darah dulu kali ya sambil guling-guling di kebun depan rumah?

Wakadep yang lain nggak bisa dateng, jadi pada nitip salam. Tinggal nunggu Arti dari bank otw ke TKP. Dari dua penguji dan satu dosbing, tinggal nyisa pak dosbing yang ganteng di dalem, berdua sama Bos Rezky. Dua penguji udah keluar, sambil ketawa-ketiwi. Gue makin panik. Apaan sih ini, udahan apa belom sidangnya. Udah 2.5 jam lho. Nggak bosen apa ngerumpi di dalem?

Kemudian dosbing keluar, dikejar Nisun.

"Pak, Pak, lulus enggak?"

"Lho, tanya sendiri dong." Kata Pak Dosbing sambil senyum-senyum. Enggak sih, Pak Dosbing hobinya emang senyum-senyum. 

Gue makin panik dan makin sakit perut. Nisum masuk ke dalam Harjoko. Di sana ada Pak Bos lagi beberes berkas, laptop, dan semua barang-barang doi yang berserakan di meja. Kadang beberapa barangnya jatuh ke lantai. Ini kenapa kelar sidang baru nervous, pikir gue. Ah, mungkin laper kali ya. Secara gitu sidang jam setengah delapan, rumah di Antapani. Gila juga.

Akhirnya setelah ngasih selamat dan lain-lain, gue plus Mbak Disti foto bertiga sama Pak Bos, pake kado yang barusan kita kasih ke doi. Ini hasilnya.


Ketika Arti dateng, kita foto bareng lagi.


Seketika gue tambah mual, pengen muntah. Deg-degan parah. Ujian sidang sarjana Pak Bos telah terlewati. Sebentar lagi giliran siapa?

Giliran gue, tentu.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images