Nampaknya semua orang sudah move on.
Maksud gue, beneran se-mu-a.
Kecuali gue.
Setelah ngobrol ngalor ngidul sama Mela tentang apa yang menimpa gue dan mengapa gue membangun mekanisme pertahanan diri sebegitu tinggi dan sulit ditembus, Mela menyarankan gue untuk membuang semua tanpa sisa. Melupakan tanpa ampun. Memulai dari nol, macem SPBU pas mau ngisi bensin ke kendaraan.
Awalnya gue cuma haha-hehe-haha-hehe dang, tapi dipikir-pikir, gue memang harus melakukan hal itu. Orang-orang maju ke depan, gue tertinggal di belakang. Semua di otak gue mungkin sudah tercampur nggak jelas. Mana yang realita, mana yang fantasi, mana yang bikinan gue dan mana yang sebenarnya terjadi.
Gue sudah terlalu banyak menipu diri gue sendiri kalau semuanya akan baik-baik saja.
Nggak ada yang berjalan baik, and I know the reason why it never worked with anybody.
Because I don't want to.
Maka, mungkin ini memang telat, tapi gue benar-benar membuang semua dari masa lalu, yang menyakitkan dan yang menyenangkan. Bukan dalam artian gue melupakan, karena jika masa lalu itu tidak pernah terjadi, gue tidak akan menjadi seperti ini. Gue hanya mengingatkan diri gue kalau itu adalah kenangan, pelajaran, sesuatu untuk diambil hikmahnya. Bahwa gue pernah polos, lugu, dan tolol maksimal, bahwa gue pernah berbuat kesalahan.
Gue me-reset semua tombol.
Jadi, resolusi gue tahun ini adalah memulai dari awal, dan kembali menjadi bahagia.
Because happy girl is the prettiest girl. - Audrey Hepburn
Cheers!
Bandung, 25 April 2015, ketika siap membuka diri dan terkena risiko terluka lagi, namun dengan tambahan fitur yang lebih tahan banting.