Day 11 : Talk About Your Siblings
21.58Setiap teman SMA yang berkunjung ke rumah pasti kaget waktu melihat ada foto segede gaban gue dan seorang cowok pake toga. Mereka bakalan nanya,
"Itu siapa?"
Waktu gue bilang, "Kakak gue" reaksinya akan selalu sama:
"Bukannya lo anak tunggal?"
-------------------------------------
Kami 3 bersaudara, dengan nama sesuai urutan abjad: Si Sulung namanya Ardi Yani, yang seharusnya Ardiyani, tapi karena kesalahan pas bikin akte, ya, begitu;ah, jadinya Ardi (spasi) Yani. Selalu disangka cowok, kalo orang nggak melihat nama belakangnya : Ratna Ningsih. Di rumah dipanggil Ninik. Waktu sekolah dipanggil Ardi oleh cowok-cowok, dan Ratna oleh cewek-cewek. Terkenal seantero Lemabang waktu kecil karena pernah ngegaplok anak tetangga pas tinggal di asrama tentara dulu.
Si tengah, bernama Satrio Wibowo, panggilannya Bowo, dengan huruf depan nama panggilannya memakai abjad kedua. Waktu kuliah beken dengan nama Bang Sat. Iya, terdengar seperti mengumpat. Kadang dipanggil Bowo juga oleh sobatnya, atau Tio. Yang mana aja, dia noleh kok.
Tadinya ada si ketiga, yang namanya harusnya dimulai dari C. Tapi di bulan keempat lebih, nyokap gue kepeleset di depan kamar mandi, lalu pendarahan. Akhirnya mak bapak gue ngasih dia nama "Tenterem". Kaga ada C nya. Ya gapapa. Tetep C di hati kami. UvvU
Lalu gue. Dewi. Nyokap gue nggak suka sama nama gue, entah untuk alasan apa, kayaknya pemberian nama gue ini kontroversial. Bagaimana seorang anak Jawa namanya bisa Dewi Nurhasanah? Apakah karena dia lahir di tanah Sunda? Lah itu kakak-gue semua lahir di Sumatra, kaga ada yang namanya ke Sumatra-Sumatra-an. Pokoknya, yang gue inget, nyokap gue suka sebel sama nama gue, even mbah-mbah gue suka salah spelling nama gue.
SORI INI NAMA GUA GAMPANG BANGET KENAPA BISA ORANG ADA YANG SALAH SPELLING?
Maka nyokap gue memberi gue sebuah nama panggilan : Winur.
Iya, lebih Jawa.
Sisanya, memanggil gue Uwi.
-------------------------------------
Teman-teman gue akan bingung dan menyangka gue anak tunggal karena gue emang nggak pernah tinggal sama kakak-kakak gue. Kami cuma tinggal seatap paling lama 3 bulan, tapi bisa 2x setahun. Ya lumayan, setengah tahun serumah. Biasanya kalo libur sekolah atau libur lebaran. Mereka tinggal sama Pakde-Bude gue. Tapi walaupun tinggalnya jauh, ya kami akrab-akrab aja sih.
Mungkin harusnya memang begitu ya?
0 komentar