Day 13 : Favourite Book

00.06

Susah, banyak banget.

Tapi kalo disuruh milih, ada beberapa buku, diantaranya:

1. The Magic Strings of Frankie Presto

Seperti biasa, Om Mitch Albom ini kalo nulis selalu edan. Maksimal sekali. Buku ini adalah salah satu kesukaan gue, walaupun buku beliau yang lain juga selalu berhasil bikin gue mempertanyakan banyak hal, mulai dari kehidupan, kepercayaan, sampai pilihan-pilihan yang gue ambil. Bahasanya indah tapi ringan, cocok banget buat gue yang ndabisa basa enggres kek meme meme yang beredar luas belakangan. Cuma, yang membuat gue kebayang-bayang sama buku ini adalah, bagaimana plot twist dibawakan dengan, well, penuh kejutan. Ya namanya juga plot twist. Tapi baca deh, asli. Kaget, walaupun agak ketebak sebetulnya di tengah-tengah buku. 

Menceritakan tentang perjalanan karir maestro musik legendaris bernama Frankie Presto, yang diceritakan dari sudut pandang nada. Iya, si nada ini macem berkah yang turun dan bersemayam di badan Frankie Presto, mengikuti dari dia lahir sampe mati, kemudian menceritakan kisahnya, untuk berpindah tangan ke pemilik selanjutnya. Ceritanya mengalir dan nggak maksa, walaupun kadang gue mikir anjir drama pisan, tapi, begitulah kehidupan, ye gak?

Jika dibandingkan dengan buku lainnya, macem The First Phone Call From Heaven yang lebih menyayat hati tapi rada ga masuk akal, atau For One More Day yang, mengaduk-aduk batin, agak sulit memang milih mana yang jadi favorit gue. Tapi, jika lo baru saja akan mulai membaca karya Pak Albom, boleh lah buku ini dipertimbangkan di urutan pertama. Mungkin tidak setenar sodaranya yang lain seperti Tuesday With Morrie atau The Five People You Met in Heaven, namun percayalah, lo kaga bakalan nyesel baca ini.

2. Petir - Supernova

Kalo lo tinggal di Bandung sedari piyik, membaca Petir dan mengikuti kehidupan Etra akan membawa lo walking down the memory lane. Bagaimana Tante Dee mendeskripsikan jalan Cipaganti, kehidupan manusia-manusia di sekitarnya, dan bagaimana, di jaman itu, internet yang masih barang rada baru menguasai kehidupan anak-anak muda. Ceritanya nggak dikisahkan berlebihan seperti Etra menjadi Superheroine yang bisa bikin orang kepental 200 meter akibat tersengat listrik. Justru kesederhanaan dan kisah sehari-hari yang diangkat bikin gue seneng banget baca Petir. Dari semua seri Supernova, ini sih yang paling gue suka. Gue suka semua buku Tante Dee (kecuali Perahu Kertas, maaf, aku nda cocok baca itu, Tante) tapi Petir, beneran... ajaib.

3. You Do You

Nah, kalo yang ini, buku self development  karya Koh Ruby yang... waktu baca ini, gue sama sekali tidak merasa dihakimi. Beliau tidak menjelaskan dengan nada judgemental kalo "eh, cara lo salah, yang bener tuh gini loh", tapi beliau memberikan alternatif pilihan dalam menjalani hidup, dan kita bebas memilih. Bahkan, baca bukunya bisa dari bab mana aja, bebas, suka-suka lo, you do you, ceunah. Rasa saat membaca buku ini, sama seperti baca-baca bukunya Om henry Manampiring, yang juga gue suka. Konsepnya menarik, isinya memang yang gue butuhkan, bahasanya sederhana, dan yang paling penting, enggak menggurui. Lewat buku ini gue belajar memahami apa sih yang gue butuhkan, dan kira-kira, apa yang bisa gue lakukan untuk memenuhi kebutuhan itu. 

Oke, kira-kira 3 ini aja dulu kali ya. Sebenernya banyak banget sih, dan ada beberapa yang emang sengaja nggak gue tuliskan, karena, ya nggak apa-apa suka-suka gue, kok situ yang ngatur?!

Lah ngegas.

Ga deng, males aja wkwkwk.

Cheers!

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images