Bahu yang Lebih Kuat
08.04“Layukallifullahu nafsan illa wus’aha …”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (QS.Al-Baqarah: 286)
Penggalan ayat ini, dan lanjutannya secara utuh, merupakan ayat favorit yang nyaris tidak pernah absen gue rapalkan setiap habis subuh, semenjak gue kelas 1 SMA, sebagai pengingat bahwa, Allah adalah sebaik-baiknya penolong.
Katanya, yang paling berat di dunia ini adalah ujian kehidupan. Belajarnya seumur hidup, ujiannya bisa kapan aja. Sering kali mendadak. Fisik, mental, spiritual, semua aspek kena. Kalau nggak selalu siap dan waspada, bisa-bisa kita tergerus oleh ujian itu sendiri.
Tapi konon katanya, Allah tidak akan membebankan sesuatu lebih dari yang kita sanggup. Gue pernah diajarkan kalau, jika kita merasa menerima cobaan yang sangat-sangat berat, bisa jadi sebetulnya, Allah percaya bahwa kita sanggup. Bisa jadi kita sedang naik kelas, sedang ditinggikan derajatnya. Ujian tersebut adalah salah satu perantara dan wujud kasih sayang Allah pada kita.
Beberapa tahun kebelakang, gue mengalami masa-masa berat, naik dan turun yang bisa dibilang mengerikan. Setiap kali gue baca ayat ini, otomatis gue menjadi lebih tenang dan punya kekuatan, entah dari mana. Mungkin karena Allah, sebaik-baiknya penolong, yang memberikan kemampuan. Bukan dengan meringankan beban, tapi dengan meneguhkan hati bahwa gue bisa melewati ini semua.
Meminjam nasihat seorang rekan di suatu hari ketika gue sedang down-down-nya, mungkin memang kita nggak perlu meminta Allah untuk meringankan beban kita. Kita cukup meminta agar diberikan pundak yang lebih kuat untuk memikul semuanya.
0 komentar